HistoriPos.com, Pohuwato — Setelah sempat mengalami kelangkaan ekstrem yang mengakibatkan harga jual eceran melonjak hingga dua kali lipat, pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, dilaporkan mulai stabil. Antrean panjang yang sebelumnya mendominasi sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kini terpantau berkurang.
Sebelumnya, masyarakat Pohuwato dihadapkan pada kesulitan mendapatkan Pertalite. Situasi ini dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM (pengecer/POM mini) untuk menaikkan harga jual secara drastis. Berdasarkan laporan, harga Pertalite di tingkat pengecer dijual serentak mulai dari Rp25.000 hingga Rp30.000 per liter, jauh melampaui harga normal dan membebani masyarakat.
Lonjakan harga ini terutama dirasakan dampaknya oleh para pengguna kendaraan bermotor harian serta sektor usaha kecil yang bergantung pada bahan bakar.
Menyusul pulihnya pasokan BBM, Pemerintah Daerah (Pemda) Pohuwato melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Perindagkop) mengeluarkan himbauan tegas. Kepala Dinas Perindagkop, Ibrahim Kiraman, meminta seluruh pengecer BBM di wilayah Kabupaten Pohuwato untuk segera menghentikan praktik penimbunan harga tinggi.
“Kami telah melihat pasokan Pertalite sudah mulai membaik. Oleh karena itu, kami menghimbau kepada para pelaku UMKM pengecer untuk segera mengembalikan harga jual Pertalite ke harga yang wajar dan normal,” ujar Ibrahim Kiraman, Kamis (02/10/2025).
Harga yang diinstruksikan untuk kembali diterapkan adalah Rp12.000 per liter, yang dinilai sebagai harga normal eceran yang adil dan tidak memberatkan masyarakat.
Pulihnya pasokan dan penurunan antrean di SPBU menjadi indikasi keberhasilan koordinasi antara Pemda dan pihak Pertamina. Namun, tantangan berikutnya adalah memastikan stabilitas harga di tingkat pengecer.
Pemda Pohuwato diharapkan akan meningkatkan pengawasan di lapangan untuk memastikan para pengecer mematuhi himbauan tersebut dan tidak kembali menaikkan harga secara sepihak, terutama mengingat Pertalite merupakan komoditas yang sensitif dan memiliki dampak besar terhadap mobilitas dan ekonomi lokal.
“Jika pasokan sudah normal, tidak ada alasan lagi bagi pengecer untuk menjual di harga yang tidak masuk akal. Ini adalah upaya kami untuk melindungi daya beli masyarakat,” jelas Ibrahim Kiraman.
Bahakan kata Ibrahim Kiraman, saat ini SPBU di Kabupaten Pohuwato rata-rata menyalurkan BBM sebanyak 16 KL (Kilo Liter) perhari.
“Bahkan sekarang ini penyaluran BBM di SPBU Marisa karena berada di pusat kota itu 42KL perhari di Pertamina. Dan Insya Allah ini bisa normal Kembali,” tutupnya. (Rh)
















