HistoriPos.com, Pohuwato — Dalam upaya menanggulangi wabah malaria yang melanda wilayah Kecamatan Taluditi, Satuan Tugas (Satgas) KLB Malaria menggelar rapat penting yang melahirkan tiga usulan strategis.
Adapun tiga usulan yang dihasilkan dalam rapat tersebut adalah:
- Penutupan sementara akses tambang ilegal di wilayah Taluditi hingga status KLB malaria dicabut.
- Pelaksanaan skrining kesehatan terhadap seluruh penambang yang berada di lokasi PETI Taluditi.
- Penggalangan dana untuk kebutuhan operasional Satgas dalam menangani dan mencegah penyebaran malaria.
Pada rapat tersebut, dihadiri oleh sejumlah pihak, termasuk Camat Taluditi, perwakilan Kapolsek Taluditi, Danramil Marisa, para kepala desa, ketua BPD, pihak Puskesmas, serta mahasiswa KKN Universitas Pohuwato (UNIPO).
Ketua Satgas KLB Malaria, Hajir Towalu, yang juga Kepala Desa Tirto Asri, mengungkapkan bahwa ketidakhadiran pelaku tambang emas tanpa izin (PETI) yang diundang secara resmi sangat disesalkan oleh satgas karena tidak ada satupun yang hadir.
Sehingga kata dia, ketidakhadiran mereka juga menjadi hambatan dalam upaya skrining penyakit malaria kepada para penambang.
“Tujuan kami mengundang pelaku PETI untuk mengidentifikasi anak buahnya untuk di skrining. Hal ini penting untuk memantau dan mencegah mereka dari penyakit malaria,” ujar Hajir.
Tak hanya itu, Hajir juga menyampaikan bahwa satgas telah melakukan kegiatan intensif selama lima hari di dua posko utama. Namun, keterbatasan dana menjadi tantangan besar, khususnya untuk kebutuhan konsumsi ringan maupun berat bagi para petugas.
“Setelah awalnya ditemukan warga yang positif malaria, kami langsung melakukan penanganan pengobatan. Namun, keterbatasan anggaran mempersulit pelaksanaan tugas ini,” lanjutnya. (**)