HistoriPos.com, Pohuwato — Ketua Panitia Khusus (Pansus) DPRD Kabupaten Pohuwato, Nasir Giasi, menyoroti angka stunting di daerahnya usai pelaksanaan Rapat Paripurna Ke-21 dengan agenda Pembicaraan Tingkat II Penandatanganan Berita Acara Persetujuan Bersama atas Raperda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2025–2029, Selasa (12/08/2025).
Dalam wawancara, Nasir menjelaskan bahwa pada akhir masa pemerintahan SMS, angka stunting di Pohuwato berhasil turun secara drastis hingga mencapai 6,8% — capaian terbaik di tingkat nasional. Namun, pada awal pemerintahan SIAP, angka tersebut kembali melonjak signifikan.
“Turunnya itu di pemerintahan SMS dan itu cukup luar biasa, 6,8% dan terbaik di tingkat nasional. Tetapi kita terjebak, tidak menjaga hasil penurunan itu sehingga pada 2022 angka stunting naik lagi menjadi 18%,” ujarnya.
Menurutnya, awal kepemimpinan SIAP mencatat angka stunting berada di 18,6%. Hal ini menjadi catatan penting agar pemerintah daerah, khususnya OPD terkait, tidak lengah ketika angka sudah turun.
“Harapan kami, kalau sudah turun, OPD terkait harus menjaga ini. Jangan terlena ketika turun, lalu tidak ada program yang berkaitan dengan stunting. Dalam dokumen RPJMD, angka 18,6% ini ditargetkan turun sebanyak 5% dalam lima tahun ke depan, dan itu menjadi tanggung jawab pemerintah daerah,” tegas Nasir.
Target penurunan ini, kata dia, telah menjadi komitmen bersama dan masuk dalam dokumen RPJMD yang telah disepakati. (Rh)