HistoriPos.com, Pohuwato — Reses Nasir Giasi, Ketua Komisi III DPRD Pohuwato, di Rusunawa Syah, pada Selasa, (04/02/2025) dibanjiri aspirasi. Dalam pertemuan itu, sejumlah masalah mencuat, mulai dari kebutuhan air bersih, pendidikan, hingga digitalisasi sistem pembayaran dan keamanan.
Nasir Giasi menegaskan bahwa Rusunawa ini merupakan bagian dari daerah pemilihannya (dapil) dan sudah menjadi bagian penting dari Kota Marisa. Dengan jumlah penghuni mencapai sekitar 500 orang, kompleks hunian vertikal ini menjadi solusi atas permasalahan kepadatan penduduk di daerah tersebut.
“Setiap kali ada rapat dengar pendapat (RDP), selalu muncul berbagai persoalan dari warga Rusunawa. Oleh karena itu, saya ingin turun langsung, mendengarkan sendiri apa yang menjadi keluhan mereka disini,” ujar mantan ketua DPRD itu.
Dari hasil reses ini, setidaknya 22 permasalahan berhasil dicatat. Namun, menurut Nasir, tidak semuanya bisa dibahas dalam satu malam. Salah satu isu paling mendesak yang diangkat oleh warga adalah ketersediaan air bersih.
“Kebutuhan air ini adalah kebutuhan dasar. Setelah reses ini, kami akan segera menindaklanjutinya dalam RDP dengan berbagai pihak terkait,” tegasnya.
Menurut polisi Golkar itu, bahwa kontribusi warga Rusunawa terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak dapat dipungkiri. Menurutnya, mereka bukan sekadar penghuni, tetapi pejuang PAD karena tetap membayar retribusi dan ikut menyumbang pendapatan daerah.
“Tahun 2025, target PAD Pohuwato naik menjadi Rp550 juta, meningkat Rp50 juta dari tahun sebelumnya. Pada 2024, dari target Rp500 juta, realisasi PAD mencapai sekitar Rp475 juta atau 90%. Ini pencapaian luar biasa,” jelasnya.
Dengan kontribusi yang besar ini, Nasir menegaskan bahwa pemerintah harus mengembalikan manfaatnya kepada warga Rusunawa, terutama dalam bentuk pemeliharaan infrastruktur, peningkatan layanan dasar, dan solusi atas keluhan warga.
“Seharusnya, ini akan kita kembalikan lagi, tapi. dalam bentuk penanganan, pemeliharaan, pembangunan infrastruktur, apa yang menjadi keluhan mereka-mereka yang menjadi penghuni Rusunawa itu sendiri,” bebernya.
Selain persoalan air bersih, warga juga menyampaikan keluhan terkait akses pendidikan bagi anak-anak mereka. Sebab, Banyak anak usia dini di Rusunawa yang harus menempuh jarak jauh untuk bersekolah. Untuk solusinya kata Nasir, mungkin bisa memanfaatkan ruang kosong yang tidak terpakai untuk dijadikan PAUD.
“Sekali lagi, Rusunawa ini adalah sebuah hunian yang menjadi ikon Pohuwato. Dia bertingkat dan bukan saja fasilitas infrastruktur, tapi bagaimana juga dengan fasilitas pendidikan. Khususnya, walaupun tidak besar-besar dulu, kita mulai dari pendidikan anak usia dini, karena keluhan juga tadi terlalu jauh, banyak anak-anak usia dini yang harus kita gagas secara perlahan-lahan,” terang Nasir di hadpan warga.
Di sisi lain, ia juga menyoroti pentingnya digitalisasi dalam sistem pengelolaan Rusunawa. Beberapa langkah yang akan diterapkan antara lain:
- Digitalisasi pembayaran dengan QR, untuk menghindari pungli dan memudahkan warga dalam membayar retribusi.
- Penggunaan kartu akses digital, sebagai solusi keamanan agar hanya penghuni resmi yang bisa keluar masuk.
- Pemasangan CCTV dan palang otomatis, untuk meningkatkan pengawasan dan mengurangi kasus kehilangan barang, seperti helm.
“Karena sistem manual yang masih digunakan saat ini sudah tidak efisien. Dengan digitalisasi, kenyamanan akan meningkat dan pengelolaan Rusunawa menjadi lebih transparan,” paparnya.
Nasir juga menegaskan bahwa aturan harus ditegakkan secara adil. Jika ada penghuni yang tidak membayar retribusi, maka mereka harus menerima konsekuensinya.
“Sudah ada aturan yang disepakati. Kalau tidak dijalankan secara merata, sistem akan rusak. Bagi yang tidak membayar, harus ada sanksi tegas, termasuk dikeluarkan dari Rusunawa,” tegasnya.
Dengan berbagai permasalahan yang disampaikan, Nasir berkomitmen untuk membawa aspirasi warga ke tingkat pembahasan lebih lanjut di DPRD.
“Meski ada pro dan kontra, kita akan terus mengedukasi warga tentang pentingnya digitalisasi dan perbaikan sistem. Intinya, kami ingin menjadikan Rusunawa sebagai hunian yang nyaman dan menjadi ikon kebanggaan Pohuwato,” pungkasnya. (Wahyu)