HistoriPos.com, Gorontalo — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pohuwato mengikuti rapat koordinasi persiapan pelaksanaan sosialisasi dan pendidikan pemilih serta evaluasi badan Adhoc dalam penyelenggaraan pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur, Bupati dan wakil Bupati tahun 2024, Sabtu, (20/7/2024) di Hotel Fox Gorontalo.
Iskandar Ibrahim, selaku komisioner KPU Kabupaten Pohuwato menyampaikan, bahwa yang dibahas pada kegiatan tersebut adalah program dan konsep sosialiasi untuk Pilkada. Mengingat, hal ini merupakan tanggung jawab dari divisi sosialisasi pendidikan pemilih, Partisipasi masyarakat dan SDM itu sendiri.
“Jadi hari ini kita akan segera merumuskan konsep dan strategi serta metode dalam pelaksanaan sosialisasi yang kemudian nantinya akan kami lakukan dalam rens waktu dari Agustus sampai hingga menjelang pemungutan suara untuk Pilkada 2024,” ujar Iskandar.
Adapun kata Iskandar, beberapa strategi, metode dan konsep yang nantinya akan mereka lakukan dalam pelaksanaan sosialisasi itu, lebih pada bagaimana memasifkan informasi tentang pilkada kepada masyarakat.
“Sosialisasi kali ini kita akan lakukan dengan mendekatkan diri langsung kepada pemilih terutama kepada masyarakat yang belum memahami terkait dengan informasi Pilkada,” ungkapnya.
Di Pohuwato itu sendiri jelas mantan Dekan Fakultas ilmu sosial ilmu politik itu, dirinya akan mengedepankan tiga hal, yang pertama adalah kolaborasi.
“Kolaborasi yang dimaksud adalah, dalam konsep sosialiasi ini kami akan melakukan sosialisasi dengan berkolaborasi baik itu dengan masyarakat, berkolaborasi dengan insan pers dan berkolaborasi dengan unsur pendidikan,” tuturnya.
Tak hanya itu, Iskandar menerangkan bahwa di Pohuwato itu sendiri, ada delapan segmen yang nantinya menjadi sasaran Sosialisasi, pertama adalah pemilih pemula, pemilih muda, pemilih perempuan, pemilih komunitas, pemilih marjinal kemudian penyandang disabilitas dan juga warga netizen dalam hal ini warga internet.
“Ini adalah kelompok-kelompok sasaran yang kemudian nantinya kami akan masifkan terkait dengan sosialisasi,” tegasnya.
Disamping Kolaborasi, mereka juga akan melakukan edukasi, dimana konsep edukasi ini akan memberikan semacam kesadaran Pemilu kepada masyarakat terutama pada pemilih pemula.Sebab kata Iskandar, Pemilih harus memahami bahwa keikutsertaan maupun partisipasi masyarakat dalam demokrasi terutama dalam pemilu, itu karena ada gerakan kesadaran dari diri sendiri sebagai warga negara yang memiliki hak untuk memilih, Bukan karena di iming-imingi bahkan di mobilisasi.
“Terutama pada pendidikan pemilih, kepada pemilih pemula maupun pemilihan muda,”
Yang ketiga adalah informasi, dimana Iskandar dan pihaknya akan memasifkan semua unsur informasi mulai dari KPU, insan pers serta kelompok-kelompok tertentu yang telah dibangun lewat relawan demokrasi ataupun lewat edukasi yang akan bekerjasama dengan pihak sekolah.
“Jadi ada tigal hal itu yang menjadi titik berat kami yakni, kolaboratif kemudian edukatif dan informatif,” pungkas Iskandar. (Wahyu)