HistoriPos.com, Pohuwato – DPRD Kabupaten Pohuwato menyatakan akan serius menangani masalah genangan air dan kondisi bangunan sekolah yang rusak di SMP Negeri 1 Wanggarasi, Kecamatan Wanggarasi. Hal ini di sampaikan oleh Ketua Komisi III DPRD Pohuwato, Beni Nento.
Kata Beni, mereka akan mengupayakan penganggaran untuk perbaikan ini pada APBD induk tahun depan.
“Kami akan usahakan untuk dimasukkan dalam APBD induk tahun depan. Informasi ini sudah kami terima dan akan menjadi salah satu fokus perhatian dalam pembahasan anggaran,” kata Beni Nento, Kamis (20/6/2026).
Kondisi memperihatinkan terlihat di SMP Negeri 1 Wanggarasi, Kecamatan Wanggarasi, Kabupaten Pohuwato. Selama empat tahun terakhir, halaman sekolah digenangi air dan beberapa ruang kelas di Dusun Sukamulya, Desa Wanggarasi Timur, mengalami kerusakan parah dan tidak layak digunakan.Sejak 2022, sekolah yang menampung 86 siswa ini sering dikunjungi oleh pemerintah provinsi, kabupaten, hingga DPRD Pohuwato. Namun, hingga kini, belum ada tindakan nyata yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi tersebut.
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Wanggarasi, Rahman Banteng, mengungkapkan bahwa pihak sekolah telah mengajukan proposal bantuan ke Pemda Pohuwato sejak 2022, namun belum ada tanggapan.
“Kondisi ini sudah berlangsung sekitar empat tahun. Pada 2022, pemerintah provinsi sudah datang dan mendokumentasikan kondisi ini, tetapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda penanganan,”ujar Rahman, Senin (11/6/2024).“
Tahun 2022 kami juga sudah mengajukan proposal, namun belum ada tindak lanjut. Bupati sempat memberikan bantuan timbunan di bagian depan sekolah, tapi itu belum cukup,” tambahnya.
Rahman menambahkan bahwa kondisi ini membuat pihak sekolah selalu khawatir, terutama saat musim hujan. Tidak hanya genangan air, tiga dari delapan ruang kelas di sekolah tersebut mengalami kerusakan pada bagian atap. “Kami selalu khawatir, terutama saat musim hujan. Selain genangan air, atap di beberapa kelas sudah rusak. Belum lagi ancaman penyakit dari genangan air. Namun, aktivitas sekolah harus terus berjalan. Dengan segala keterbatasan, siswa kami tetap semangat,” jelasnya.
Bahkan, Rahman dan sejumlah guru rela menggunakan uang pribadi untuk membeli timbunan guna mengurangi genangan air. Namun, upaya tersebut masih belum cukup untuk mengatasi masalah ini.“Saat musim hujan, kami berupaya patungan dengan uang pribadi. Tapi dengan keterbatasan yang ada, hasilnya belum maksimal. Kami berharap pemerintah dapat lebih memperhatikan kondisi kami,” tutupnya. (Wl)