HistoriPos.com, Pohuwato — Penanganan kasus penganiayaan berat yang menimpa seorang warga Pohuwato, Reza Latif, hingga kini masih berjalan di tempat. Sudah empat bulan berlalu sejak insiden tragis yang mengakibatkan korban kehilangan penglihatan di mata kiri, namun kepastian hukum belum juga didapatkan.
Kemandekan kasus ini menuai sorotan tajam dari kalangan aktivis, salah satunya Ziyad Arapa, seorang aktivis Pohuwato yang saat ini menempuh studi magister di Jakarta. Ziyad menyatakan kekecewaannya yang mendalam terhadap kinerja aparat penegak hukum setempat, khususnya Polres Pohuwato.
Saat dihubungi awak media, Ziyad Arapa tidak ragu melontarkan kritik kerasnya. Ia menilai penegakan hukum di wilayah tersebut terkesan lemah dan lamban.
“Saya memantau penuh jalannya alur perkara ini lewat koordinasi dengan teman-teman lawyer HYM and partner Pohuwato. Saya menilai Kapolres kita di Pohuwato ini sepertinya loyo,” ujar Ziyad.
Kekhawatiran utama Ziyad adalah bahwa berlarut-larutnya kasus ini dapat merusak kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian. “Jangan sampai mandeknya kasus ini memperkuat asumsi di masyarakat umum bahwa hukum bisa dibeli,” tambahnya.
Sebagai respons atas dugaan kelambanan dalam penanganan perkara, Ziyad Arapa bersama rekan-rekan aktivisnya mengambil langkah tegas dengan menyambangi Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) untuk berkonsultasi.
Ziyad memberikan ultimatum: jika dalam kurun waktu satu minggu ke depan tidak ada perkembangan signifikan dalam kasus penganiayaan Reza Latif, maka pihaknya akan menggelar demonstrasi besar di depan Mabes Polri.
Kekhawatiran utama Ziyad adalah bahwa berlarut-larutnya kasus ini dapat merusak kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian. “Jangan sampai mandeknya kasus ini memperkuat asumsi di masyarakat umum bahwa hukum bisa dibeli,” tambahnya.
Sebagai respons atas dugaan kelambanan dalam penanganan perkara, Ziyad Arapa bersama rekan-rekan aktivisnya mengambil langkah tegas dengan menyambangi Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) untuk berkonsultasi.
Ziyad memberikan ultimatum: jika dalam kurun waktu satu minggu ke depan tidak ada perkembangan signifikan dalam kasus penganiayaan Reza Latif, maka pihaknya akan menggelar demonstrasi besar di depan Mabes Polri.
Tujuan utama dari aksi tersebut adalah mendesak Kapolri untuk mencopot jabatan Kapolres Pohuwato.
“Sebelumnya kami telah berkunjung ke Mabes Polri dalam agenda konsultasi pelaporan,” kata Ziyad.
“Kami punya data dan catatan deretan kasus yang saat ini mandek di tangan Kapolres Pohuwato. Data ini akan kami urai dan ungkap saat nanti orasi di depan Mabes Polri, sekaligus kami akan menyerahkan laporannya secara resmi,” pungkasnya, menegaskan bahwa ketegasan pimpinan kepolisian di Pohuwato perlu dievaluasi menyeluruh. (Rh)
















