HistoriPos.com, Pohuwato – Aktivitas pertambangan ilegal (PETI) dengan menggunakan alat berat jenis excavator di Desa Balayo, Kecamatan Patilanggio, Kabupaten Pohuwato terus beroperasi hingga saat ini.
Melalui pantauan awak media ini, Sabtu, (01/06/2024) malam, nampak ada 7 alat berat yang sedang beroperasi di tambang Balayo tersebut.
Pada hal, sebelumnya PETI tersebut sudah beberapa kali di tertibkan oleh pihak kepolisian dari Polres Pohuwato dan Polda Gorontalo. Namun hal tersebut tidak pernah di indahkan oleh para pelaku usaha PETI yang menggunakan alat berat.
Parahnya lagi, Aktivitas PETI di Desa Balayo itu berada tepat di kawasan padat penduduk. Anehnya Sampai saat ini tidak ada yang mampu menghentikan aktivitas PETI tersebut.
Diketahui, pertambangan tanpa izin (PETI) merupakan kegiatan pertambangan mineral atau batubara yang dilakukan tanpa mengantongi izin.Tak hanya itu, pertambangan tanpa izin dapat merusak lingkungan dan menimbulkan berbagai masalah sosial, ekonomi, dan kesehatan.
Kegiatan ini seringkali tidak memperhatikan standar keselamatan dan kesehatan kerja, dan mengancam keselamatan para pekerja yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
Selain itu, pertambangan tanpa izin juga seringkali berujung pada konflik dengan masyarakat setempat dan pihak berwenang, karena kegiatan tersebut dilakukan tanpa memperhatikan hak-hak dan kepentingan masyarakat serta tidak mematuhi peraturan yang berlaku.
Aktivitas PETI melanggar Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Pada pasal 158 UU tersebut, disebutkan bahwa orang yang melakukan penambangan tanpa izin dipidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp.100.000.000.000. (Ris)